JOMBANG | HARIANSIBER – Tahun 2025 baru saja dimulai, dan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang telah menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Kepala Dinas Pertanian, Ir. Much Rony, MM, mengawali tahun ini dengan menyerahkan fasilitas irigasi perpompaan kepada Kelompok Tani Mayangan di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, sebagai bagian dari program peningkatan produktivitas pertanian.

Langkah ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan besar yang kerap dihadapi petani, yakni kekurangan air saat musim kemarau. Bagi sektor pertanian yang menjadi tulang punggung Kabupaten Jombang, irigasi perpompaan ini menjadi nafas baru. Dengan adanya fasilitas tersebut, para petani kini memiliki harapan lebih besar untuk menjaga stabilitas produktivitas, baik untuk tanaman padi maupun palawija.

Kinerja Nyata di Awal Tahun

Ir. Much Rony dalam sambutannya menegaskan bahwa program irigasi perpompaan ini tidak hanya berhenti di Desa Mayangan. “Bantuan ini merupakan bagian dari upaya kami dalam meningkatkan kesejahteraan petani di berbagai titik di Kabupaten Jombang,” ungkapnya. Pernyataan ini memberi pesan jelas bahwa Dinas Pertanian telah merancang langkah menyeluruh untuk mengatasi permasalahan mendasar di sektor pertanian.

Dinas Pertanian Jombang telah melangkah nyata. Strategi ini menjadi bukti bahwa kebijakan yang proaktif akan lebih banyak memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, terutama kelompok petani.

Ketua Kelompok Tani Mayangan, Nur Hasyim, mengungkapkan apresiasi yang tulus. Bagi petani, fasilitas seperti ini adalah jawaban atas perjuangan panjang menghadapi tantangan musim kemarau yang kerap menggerus hasil panen. “Kami merasa diperhatikan, dan ini akan kami manfaatkan untuk meningkatkan hasil tani kami,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan bahwa program ini tak hanya menginspirasi, tetapi juga menggugah semangat petani untuk lebih berdaya. Keberadaan irigasi perpompaan, jika dimanfaatkan dengan baik, bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menguatkan posisi petani sebagai pelaku utama pembangunan daerah.

Yang patut diapresiasi adalah bagaimana program ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Dinas Pertanian Jombang memanfaatkan momentum ini untuk menjembatani kebutuhan lokal dengan kebijakan nasional.

Langkah-langkah seperti penyuluhan teknis dan manajemen pengelolaan yang dilakukan saat penyerahan fasilitas menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam memastikan keberlanjutan program. Tidak ada program yang hanya berhenti pada pemberian bantuan. Pendampingan menjadi kunci agar manfaat dari irigasi perpompaan ini benar-benar optimal.

Meski demikian, tantangan tentu tetap ada. Pemeliharaan alat, konsistensi penggunaan, hingga koordinasi antarpetani menjadi pekerjaan rumah yang harus terus diupayakan. Namun, jika petani dan pemerintah dapat berjalan seiring, tak ada alasan program ini gagal.

Awal tahun yang menjanjikan ini seharusnya menjadi inspirasi bagi OPD lain di Kabupaten Jombang untuk melangkah cepat, proaktif, dan fokus pada kebutuhan masyarakat. Dinas Pertanian telah memberikan contoh nyata: bahwa kepedulian yang diwujudkan dalam aksi konkret akan selalu melahirkan manfaat besar.

Di tangan petani, fasilitas irigasi perpompaan ini bukan hanya alat, tetapi simbol harapan dan kebangkitan. Kini, saatnya kita menunggu bagaimana langkah-langkah selanjutnya dari Dinas Pertanian untuk memperkuat sektor pertanian sebagai fondasi ketahanan pangan daerah. Semoga komitmen ini terus terjaga dan memberikan manfaat yang berkelanjutan.
(*)(BRT)

About The Author