HARIAN SIBER

Pusat Informasi Cyber

Payah, Rijanto-Beky Walkout dari Debat, Tim Rindu: Tanda Ketidak Siapan

Tim LO Paslon Rindu, Muklis saat diwawancarai.

HARIANSIBER.COM|BLITAR – Debat publik kedua Pilbup Blitar 2024 yang semestinya menjadi ajang adu visi dan misi untuk memikat hati masyarakat, berakhir mengejutkan ketika pasangan calon nomor urut 1, Rijanto-Beky, memilih walkout di sesi pertama. Keputusan mendadak ini langsung menimbulkan reaksi dari Tim Pemenangan pasangan nomor urut 2, Rini Syarifah-Abdul Ghoni (Rindu), yang menilai tindakan tersebut menunjukkan ketidaksiapan dan ketidakdewasaan dalam berpolitik.

Muklis, Liaison Officer (LO) dari Tim Pemenangan Rindu, menyampaikan bahwa keputusan Paslon No. Urut 1 untuk mundur dari panggung merupakan langkah yang menunjukkan ketidaksiapan mereka dalam menghadapi debat. Menurut Muklis, timnya telah mengikuti regulasi debat yang diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No. 13 Tahun 2024 dan Keputusan KPU No. 1363 Tahun 2024, yang mensyaratkan penyampaian visi misi secara utuh di depan publik.

“Kami sudah on the track, menyampaikan visi misi yang menjadi landasan program kerja kami ke depan. Sangat aneh jika tiba-tiba ada penghentian debat di tengah penyampaian visi misi kami. Ini merupakan bagian dari regulasi KPU, dan tak ada debat yang harus berjalan dengan ‘tangan kosong,’” ujar Muklis.

Ia juga mempertanyakan peran KPU yang sebelumnya menjanjikan akan menyediakan teks visi misi kepada setiap pasangan calon, namun hingga pelaksanaan debat, teks tersebut tidak diterima oleh timnya. “Sejak awal, KPU menyatakan akan memfasilitasi teks visi misi. Namun hingga Paslon kami naik ke panggung, teks tersebut tidak diberikan,” ungkap Muklis.

Tim Hukum Paslon Rindu, Joko Trisno, menyoroti sikap walkout dari Rijanto-Beky sebagai cerminan kedewasaan politik yang patut dipertanyakan. Menurut Joko, keputusan untuk meninggalkan panggung debat bukan hanya sebuah hak, tetapi juga menunjukkan ketangguhan seorang pemimpin dalam menghadapi situasi kompetitif yang penuh tekanan.

“Walkout itu hak mereka, tetapi ini menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik. Tidak ada keharusan bagi mereka untuk turun, dan kalau memilih turun, ini bisa dilihat sebagai tanda ketidakdewasaan dalam berpolitik,” ujar Joko.

Lebih lanjut, Joko mengungkapkan bahwa tim Rini-Ghoni siap melakukan upaya hukum jika terdapat pelanggaran atau ketidakadilan yang merugikan pasangan mereka. Kekecewaan terasa, terutama karena tim Paslon No. Urut 2 telah mempersiapkan diri untuk debat ini dengan matang, namun akhirnya tidak dapat menyampaikan visi dan misinya secara lengkap kepada masyarakat.

“Debat ini adalah kesempatan emas bagi setiap calon untuk memperlihatkan keseriusan dan kesiapan mereka. Walkout dalam konteks ini bisa dilihat sebagai ketidaksiapan dan malah mencederai nilai demokrasi yang ingin kami hadirkan di Pilkada ini,” tutup Joko.

Insiden ini menyisakan pertanyaan di benak masyarakat Kabupaten Blitar tentang kesiapan dan integritas calon pemimpin mereka. Harapan publik untuk menyaksikan perbandingan gagasan dan program secara utuh kini berujung pada kekecewaan, terutama pada kualitas dan profesionalisme proses Pilkada tahun ini.

 

Penulis: MEIDIAN DONA DONI

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *