PEMERINTAH DESA TROSO MENGUSULKAN FESTIVAL TENUN TROSO MENJADI AGENDA TAHUNAN JEPARA

2 min read

Hariansiber.com| Jepara – Sejak tiga tahun yang lalu, tepatnya tahun 2017 pemerintah Desa Troso Kecamatan Pecangaan Jepara secara rutin menyelenggarakan festival Tenun Troso, untuk tahun 2020 ini pemerintah Desa Troso merencanakan kembali menggelar festival tersebut dengan skala yang lebih luas, untuk itu pada kamis (5/3/2020) pemerintah desa Troso melalui Jamal, sekretaris Desa bersama dengan beberapa pengrajin tenun troso secara resmi menyampaikan rencana tersebut kepada pemerintah kabupaten jepara.

Rencananya kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada bulan Juli dengan beberapa rangkaian kegiatan dengan konsep yang lebih variatif dan sedikit berbeda dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, diantaranya adalah dengan mengundang daerah-daerah penghasil tenun di Indonesia, termasuk beberapa negara sahabat.

dalam pertemuan yang dilaksanakan di Ruang kerja Bupati tersebut hadir para pejabat pemkab jepara antara lain Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Jepara Mulyaji,  Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jepara Ratib Zaini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), dan Bagian Perekonomian Sekda Jepara.tersebut pemerintah desa Troso menyampaikan agenda yang akan dilaksanakan yakni Workshop dan seminar tenun nasional dan internasional 2020, ekspo UMKM, karnival tenun nusantara. ada juga pemilihan duta mas dan mbak tenun, fashion show, dan lomba motif tenun, 

Dengan berbagai pertimbangan, termasuk keberadaan troso sebagai desa wisata. Festival Tenun Troso yang biasanya dilaksanakan oleh masyarakat lokal, kali ini dijadikan sebagai even tahunan di Kabupaten Jepara. Sehingga diharapkan akan mampu mendatangkan para wisatawan lebih banyak lagi.

“Kami harapkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara untuk memasukkan Festival tenun troso ini sebagai agenda tahunan di Jepara,” kata Mulyaji.

Dengan dimasukkan sebagai salah satu agenda tahunan, tentu saja akan direspon pelaksanannya, dan didukung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jepara. “Akan masuk kalender tahunan di tingkat kabupaten, seperti halnya Perang Obor, Baratan, Memeden Gadu dan Jembul Tulakan,” kata Mulyaji.

Menurut Mulyaji, nuansa festival tenun troso ini berbeda dengan tempat lain. Jika daerah lain fokus pada seni, budaya, serta tradisi. Akan tetapi untuk tenun troso ini, selain seni dan tradisi juga terkait dengan promosi tenun (pemasaran) yang ada di Jepara.

Jika tahun lalu dengan memecahkan Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan penenun terbanyak, tahun ini dilaksanakan berbeda dan dipastikan lebih besar lagi. Salah satunya dengan mengundang daerah-daerah penghasil tenun di Indonesia, termasuk beberapa negara sahabat. “Tahun ini akan lebih besar dan meriah lagi, dibanding dengan sebelum-sebelumnya,” kata Jamal.

“pemdes Troso berniat komitmen untuk mencatatkan bahwa tenun ini merupakan warisan nusantara Indonesia,” 

HS/(fr/jpr)

Red/Arf/Hariansiber

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *