Megawati Ziarah Makam Bung Karno, Bawa Pesan Pemilu Harus Demokratis, Kebenaran Mulai Disuarakan Rakyat

HARIANSIBER.COM|BLITAR – Di tengah kegiatan kampanyenya, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyempatkan berziarah ke Makam Bung Karno, Jumat (9/2/2024). Ketika mendoakan ayahandanya, Megawati berkontemplasi tentang dedikasi kepada bangsa dan negara demi terwujudnya Pemilu 2024 yang demokratis.
Sekitar dua jam Megawati menghabiskan waktu di Makam Bung Karno. Mulai dari kedatangannya sekitar pukul 11.50 Megawati langsung menuju Makam Bung Karno untuk membaca tahlil bersama para santri di wilayah Blitar. Setelah membaca tahlil Megawati meminta waktu khusus untuk berdoa dan berdiam diri di pusara ayahandanya.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristianto mengatakan, kegiatan ziarah ke Makam Bung Karno sudah menjadi tradisi spiritual bagi kader banteng. Untuk kembali mengingat semangat perjuangan dan dedikasi dari pahlawan proklamator demi bangsa dan negara.
Dikatakannya, sebelum ziarah itu Megawati baru saja mengikuti kampanye di Banyuwangi, Jawa Timur dan akan bertolak menuju kampanye di Semarang dan Solo Jawa Tengah pada besok lusa. Maka untuk mengisi satu hari Megawati mengajak untuk berziarah ke Makam Bung Karno yang kebetulan berdekatan dengan lokasi kampanye di Jawa Timur.
“Ziarah ke Makam Bung Karno ini suatu hal rutin dilakukan oleh Ibu Mega. Tadi kita lihat Ibu Mega juga berkontemplasi, dengan itu muncul seluruh tekad untuk berdedikasi bagi bangsa dan negara. Tentu saja Pemilu harus berjalan dengan baik, demokratis, tidak ada kekuatan mana pun yang bisa membungkam rakyat,” ujar Hasto usai mendampingi ziarah.
Lanjut Hasto, Pemilu harusnya berjalan demokratis, dimana rakyat bebas menyuarakan suara hati nurani tanpa adanya intimidasi kekuasaan atau dari pihak manapun. Sedang intimidasi dari oknum dari alat-alat negara, diakuinya masif dalam menekan rakyat dan para tokoh pendukung pasangan calon presiden Ganjar-Mahfud, supaya mengalihkan dukungannya.
“Tadi saya juga bertemu Pimpinan PDI Perjuangan di Jawa Timur, mereka mengatakan sangat masif ada keterlibatan oknum-oknum Polri. Misalnya di Sidoarjo itu kan operasi khusus yang kemudian menyandera Bupati Sidoarjo, dan kemudian dipaksa mendukung 02 sampai kepada saudaranya Bupati Gresik. Dan ini terjadi dimana-mana termasuk juga oknum Polri mengundang kepada dinas ditekan dicari kelemahannya, bupati dicari kelemahannya bahkan opsus-opsus memenangkan partai tertentu per desa,” beber Hasto.
Namun Hasto yakin, suara rakyat tidak bisa dibungkam oleh kekuasaan. Aksi perlawanan pada aksi yang merusak demokrasi ini sudah mulai muncul, seperti dilakukan oleh akademisi dari berbagai kampus di Indonesia yang menyoroti ketidaknetralan pemerintah dan alat-alat negaranya.
“Akademisi dari kalangan perguruan tinggi ini mempunyai kebebasan mimbar akademik, bahwa perguruan tinggi juga berjuang menegakkan kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Menurut Bung Karno ilmu pengetahuan itu harus berdaya guna bagi kemanusiaan, bagi kepentingan rakyat,” tegasnya.
Dalam pencoblosan yang kurang 5 hari lagi ini, Hasto yakin menjadi titik balik. Di mana makin banyak rakyat yang sadar untuk kembali menjalankan pemilu yang demokratis.
“Beberapa hari ke depan akan muncul keberanian menyuarakan kebenaran. Termasuk peran TNI Polri yang benar-benar netral, berani menyuarakan tidak setuju dengan perintah atasan untuk berpihak pada pasangan 02, karena Pemilu ini harus menempatkan TNI dan Polri netral,” pungkasnya.
Penulis: MEIDIAN DONA DONI